Rabu, 07 Juli 2010

Mengatasi Masalah Dalam Belajar

Belajar???

Bagi beberapa orang belajar merupakan kegiatan yang ingin dihindari. Banyak anak-anak jaman sekarang yang susah sekali apa bila dituntut untuk belajar, mungkin akar dari masalah mereka adalah karena mereka belum menemukan metode belajar yang sesuai dengan mereka.

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah, mengetahui tergolong tipe manakah kita. Seperti mengetahui bagian otak manakah yang lebih dominan pada diri kita.

I. Bagian Otak dan Fungsinya

Otak Kanan

Otak Kiri

- Berbicara

- Membaca,

- Menulis

- Berhitung.

- Berpikirnya logis,

- Sistematis, dan analitis

- Short term memory

- Irama

- Musik

- Emosi

- Imajinasi,

- Diagram

- Warna

- Long term memory

Dan sangat penting mengetahui gaya belajar kita agar kita dapat lebih mudah belajar. Ada 4 macam karakter gaya belajar yang telah diketahui, yaitu: Fisual, Auditori, Kinestetik, dan kombinasi. Masing-masing karakter tersebut memiliki ciri-ciri yang kasat mata. Sehingga dapat dikenali dengan mudah.

Bebeapa cirri-ciri anak yang memiliki karakteristik gaya belajar;

1. Visual

§ Gaya Belajar melalui pengamatan: mengamati peragaan

§ Membaca, Menyukai deskripsi, sehingga seringkali ditengah-tengah membaca berhenti untuk membayangkan apa yang dibacanya.

§ Mengeja, Mengenali huruf melalui rangkaian kata yang tertulis

§ Menulis, Hasil tulisan cenderung baik, terbaca jekas dan rapi.

§ Ingatan, Ingat muka lupa nama, selalu menulis apa saja.

§ Imajinasi, Memiliki imajinasi kuat dengan melihat detil dari gambar yang ada.

§ Distraktibilitas, Lebih mudah terpecah perhatiannya jika ada gambar.

§ Pemecahan, Menulis semua hal yang dipikirkan dalam suatu daftar.

§ Respons terhadap periode kosong aktivitas, Jalan-jalan melihat sesuatu yang dapat dilihat.

§ Respon untuk situasi baru, Melihat sekeliling dengan mengamati struktur.

§ Emosi, Mudah menangis dan marah, tampil ekspresif

§ Komunikasi, Tenang tak banyak bicara panjang, tak sabaran mendengar, lebih banyak mengamati.

§ Penampilan, Rapi, paduan warna senada, dan suka urutan.

§ Respon terhadap seni, Apresiasi terhadap seni apa saja yang dilihatnya secara mendalam dengan detil dan komponen, daripada karya secara keseluruhan.

2. Auditori

§ Gaya, belajar melalui instruksi dari orang lain

§ Membaca, Menikmati percakapan dan tidak memperdulikan ilustrasi yang ada

§ Mengeja, Menggunakan pendekatan melalui bunyi kata

§ Menulis, Hasil tulisan cenderung tipis, seadanya

§ Ingatan, ingat nama lupa muka,ingatan melaui pengulangan.

§ Imajinasi, Tak mengutamakan detil, lebih berpikir mengandalkan pendengaran.

§ Distraktibilitas, Mudah terpecah perhatiannya dengan suara.

§ Pemecahan, Pemecahan masalah melalui lisan.

§ Respons terhadap periode kosong aktivitas, Ngobrol atau bicara sendiri.

§ Respon untuk situasi baru, Bicara tentang pro dan kontra.

§ Emosi, Berteriak kalau bahagia, mudah meledak tapi cepat reda, emosi tergambar jelas melalui perubahan besarnya nada suara, dan tinggi rendahnya nada.

§ Komunikasi, Senang mendengar dan cenderung repetitif dalam menjelaskan.

§ Penampilan, Tak memperhatikan harmonisasi paduan warna dalam penampilan.

§ Respon terhadap seni, Lebih memilih musik. Kurang tertarik seni visual, namun siap berdiskusi sebagai karya secara keseluruhan,tidak berbicara secara detil dan komponen yang dilihatnya.

3. Kinestetik

§ Gaya, Belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung

§ Membaca, Lebih memiliki bacaan yang sejak awal sudah

menunjukkan adanya aksi.

§ Mengeja, Sulit mengeja sehingga cenderung menulis kata untuk memastikannya

§ Menulis, Hasil tulisan “nembus” dan ada tekanan kuat pada alat tulis sehingga menjadi sangat jelas terbaca.

§ Ingatan, Lebih ingat apa yang sudah dilakukan, daripada apa yang baru saja dilihat atau dikatakan.

§ Imajinasi, Imajinasi tak terlalu penting, lebih mengutamakan tindakan/kegiatan.

§ Distraktibilitas, Perhatian terpecah melalui pendengaran

§ Pemecahan, Pemecahan masalah melalui kegiatan fisik dan aktivitas.

§ Respons terhadap periode kosong aktivitas, Mencari kegiatan fisik bergerak.

§ Respon untuk situasi baru, Mencoba segala sesuatu dengan meraba, merasakan dan memanipulasi.

§ Emosi, Melompat-lompat kalau gembira, memeluk, menepuk, dan gerakan tubuh keseluruhan sebagai luapan emosi.

§ Komunikasi, Menggunakan gerakan kalau bicara, kurang mampu mendengar dengan baik.

§ Penampilan, Rapi, namun cepat berantakan karena aktivitas yang dilakukan

§ Respon terhadap seni, Respons terhadap musik melalui gerakan. Lebih memiliki patung, melukis yang melibatkan aktivitas gerakan.

Namun seseorang dapat memprogram dirinya dalam konteks proses belajar ini untuk dapat mengerti suatu ilmu baru dengan metode – metode khusus yang dimilikinya. Dan inilah yang nantinya akan membedakan kualitas dari proses belajar seseorang antara yang satu dengan yang lainnya. Dari suatu penelitian didapatkan, seseorang belajar :

- 10 % dari apa yang kita baca.

- 20 % dari apa yang kita dengar

- 30 % dari apa yang kita lihat

- 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar.

- 70 % dari apa yang kita katakan

- 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan.
( Vernon A. Magnesen, dikutip dalam Quantum Teaching)

Dari suatu buku yang pernah penulis baca, ada beberapa metode yang dapat kita terapkan sebagai langkah awal menuju proses belajar yang lebih baik:

1. Memotivasi diri Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menampakkan minat dan perhatian besar dengan memusatkan sebanyak mungkin tenaga fisik dan psikisnya. Sedangkan bagi mereka memiliki motivasi rendah, akan tampak keenggan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

2. Tentukan tujuan spesifik dan tetapkan tenggat waktu. Mula-mula tanyakan kepada diri sendiri: Apa sebenarnya yang ingin saya pelajari? Mengapa saya ingin mempelajarinya? Apa yang ingin saya ketahui? Dengan pertanyan-pertanyan tersebut, kita akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila punya tujuan tertentu. Setelah itu bagi-bagilah tujuan itu menjadi langkah-langkah kecil yang mudah dilakukan. Lalu tentukan tenggat waktu yang realistis untuk setiap langkah, sehingga dapat memprediksi keberhasilan Anda sejak awal.

3. Dapatkan pemandu yang antusiasApa pun yang ingin Anda pelajari, sesungguhnya banyak orang lain yang telah mempelajarinya. Setelah menetapkan tujuan, temukan orang penuh gairah yang bisa dimintai nasihat. Jika Anda bisa bertukar keterampilan dengannya, itu jauh lebih baik.

4. Mulailah dengan gambaran menyeluruh dari sebuah kutipan “Ingatlah puzzle: akan lebih mudah jika Anda melihat gambar keseluruhannya lebih dahulu” (Gordon Dryden, dalam Back to Real “Basics”: program 4 dalam seri televisi Where to Now?). Artinya jika Anda ingin mengetahui sesuatu, carilah ringkasannya. Setelah mendapatkan gambaran besarnya, carilah detailnya. Anda akan tahu posisi detail tersebut dari gambaran besarnya.

5. Bertanyalah!!!. Jangan ragu-ragu bertanya. Jangan pernah takut bertanya kepada orang terbaik yang dapat Anda temui – meskipun Anda belum pernah bertemu sebelumnya, bahkan yang lebih muda sekalipun jika memang ia memiliki ilmunya. Jadikan bertanya itu sebagai suatu kebiasaan

6. Belajar melalui praktik. Proses belajar akan berlangsung tidakefektif jika memisahkan antara teori dan praktik. Karena belajar yang paling baik adalah dengan mempraktikkannya!

7. Gunakan alat bantu sebagai cantolan memori. Untuk mempermudah mengingat suatu informasi yang baru kita terima dan disimpan dalam memori otak kita, biasakan dengan mengaitkan informasi tersebut dengan sesuatu yang sudah kita ketahui.

8. Ajarilah orang lain. Dari suatu slogan “take and give”, yang artinya dalam proses belajar itu selain kita menerima kita juga harus mampu memberikannya kepada orang lain. Ilmu yang ada pada diri kita tidak cepat hilang jika kita mencoba menyampaikannya / mentransfernya kepada orang lain. Dan ini juga sebagai sarana pengulangan, sejauh mana kepahaman ilmu yang telah kita terima itu.

9. Ikutilah kursus sistem belajar cepat. Dengan mengikuti kursus-kursus belajar cepat yang spesifik akan sangat membantu kita dalam hal proses mempelajari sesuatu.

10. Jadikan proses belajar itu sebagai suatu keasyikan tersendiri jangan menjadikan belajar itu suatu beban bagi kita. (bingung mau di isi apa………….nih?????)

Kesepuluh metode di atas tersebut nantinya tidak mutlak semua dilakukan oleh seorang yang ingin belajar, karena penulis memahami, teknik belajar yang diterapkan dan cocok bagi masing-masing individu itu berbeda-beda. Namun diharapkan dengan adanya wacana di atas, akan timbul ide-ide cemerlang dari pembaca sekalian untuk dapat menyusun sendiri metode belajar yang cocok minimal untuk dirinya, yang nantinya mengarah pada suatu proses belajar yang dikatakan BELAJAR yang EFEKTIF.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar